Kapan Mau Maju

Semua pejabat pemerintahan harusnya mengerti bahwa menjadi seorang pejabat adalah sebuah komitmen besar. Komitmen untuk membawa kemajuan bagi bangsa ini, komitmen untuk mengubah situasi bangsa menjadi lebih baik. A commitment to drive the country to a better place where everyone can live a decent life.

Tapi entah mengapa, rasanya setiap pejabat pemerintahan hanya melihatnya sebagai sebuah pekerjaan saja. Tidak ada inovasi atau terobosan untuk mengubah nasib rakyatnya. Malah sepertinya mereka berusaha untuk tetap membuat semua rakyatnya bodoh supaya gampang dibodoh – bodohin. Yang kaya akan bertambah kaya, yang miskin semakin terpinggirkan!

Entah mengapa pula, rasanya setiap pejabat pemerintahan kerjaannya mengeluh saja. Gaji saya kurang besar, wc saya kurang elit, gedung tempat saya bekerja kurang mewah, mobil dinas saya kurang baru, rumah dinas saja kurang besar.

Kalo gaji kurang besar kenapa ga buka usaha sendiri saja? Buat apa wc elit, emangnya mau tidur di wc (anggota dpr kerjaannya bukan sidang, tapi tidur)? Gedung mewah buat apa kalo pejabatnya ga pernah ada ditempat pada saat dicari – cari? Mobil hanyalah mobil, gunanya hanya untuk membawa anda dari tempat A ke tempat B, ga perlu mobil mewah apalagi kalo mobil mewah itu dibeli dengan uang rakyat yang notabene masih susah cari makan.

Kalo memang tidak sanggup untuk berkomitmen, lebih baik jangan menjadi pejabat lah. Kalo hanya melihat posisi itu sebagai sebuah pekerjaan untuk mencari uang, lebih baik jangan menjadi pejabat lah.

Jadilah pejabat yang bernurani, yang berkomitmen tinggi dan yang siap memajukan bangsa ini!

Tapi kalo melihat realita di lapangan saat ini, pejabat pemda (bali) dan pusat sama saja kelakuannya. Mereka hanya melihatnya sebagai sebuah pekerjaan, sebuah posisi untuk mencari uang untuk dirinya dan kroni – kroninya.

Ah miris memang melihat berita gontok – gontokan di dunia politik Indonesia.

Entah kapan negara ini bakalan bisa maju kalo kalian seperti ini terus. Yang ada malah kita mengalami kemunduran secara teratur. Sedih memang!